Formulir Kontak

 

Motivasi Sang Kyai Tegalrejo




Santri Literasi - Sekitar tahun 1969, Kyai Chudlori dari pesantren Tegalrejo Magelang kedatangan tamu seorang kepala desa yang sedang pusing karena suatu masalah di desanya. Jadi ceritanya setelah menjual tanah milik desa, penduduk desa itu terbelah menjadi dua: kelompok pecinta masjid menghendaki uang dari penjualan tanah desa itu untuk membangun masjid dan kelompok pecinta gamelan menghendaki uang dari penjualan tanah desa itu untuk membeli gamelan.

Berhubung kepala desa pusing dan tidak bisa memutuskan maka dia mengajak dua perwakilan kelompok itu untuk sowan ke Kyai Chudlori dengan harapan biar Kyai Chudlori saja yang memutuskan. Kedua pihak setuju, bahkan kelompok pecinta gamelanpun juga menyatakan akan menerima apapun keputusan dari Kyai Chudlori. Itu menunjukkan betapa mereka sangat hormat dan percaya dengan Kyai Chudlori.

Setelah mendengar permasalahan itu dan menimbang nimbang maka Kyai Chudlori pun memutuskan, 
"Ya sudah begini aja. Gimana kalau uangnya dibagi dua. Yang setengah buat membangun masjid dan setengah buat membeli gamelan"
Jawaban dari Kelompok pecinta masjid: " Baiklah kyai meski sebenarnya kalau cuma setengah uangnya masih kurang untuk membangun masjid tapi biarlah nanti kekurangannya kita yang akan cari"

Tapi jawaban dari kelompok pecinta gamelan adalah:" Waduh kalau setengah ya kurang kyiai. Padahal pemilik gamelannya keburu butuh uang. Kalau tidak segera kita beli takutnya nanti gamelannya dibeli orang lain" 

Tetap dengan sabar kyai Chudlori pun menimbang nimbang kembali.Akhirnya beliau memutuska :" Ya sudah semua uangnya buat beli gamelan aja"
 
Keputusan dari Kyai Chudlori sudah keluar dan semua pihak menghormati. Setelah perwakilan kelompok gamelan pamit gantian perwakilan kelompok pecinta masjid yang bertanya ke Kyai:" Gimana sih kyai? Kenapa uangnya semuanya justru untuk beli gamelan? Masjid kita kan belum jadi. Dan ini kan perintahnya Gusti Allah"

Dengan setengah bercanda Kyai Chudlori menjawab: " Ya kalau itu perintahnya Gusti Allah pasti nanti Allah akan ikut memikirkan jalan keluarnya. Buktinya di Islam ada sodaqoh jariyah buat bangun masjid tapi gak ada sodaqoh jariyah buat beli gamelan. Makanya biar uangnya buat beli gamelan aja"

Kyai Chudlori melanjutkan:" Yang kedua, yang terpenting bagi syariat itu adalah sampeyan rukun dengan tetangga, rukun dengan masyarakat karena itu yang menjamin ibadah kita tenang. Kalaupun masjid kalian belum jadi toh sholat jamaah di halaman mushola kecil itu juga sah. Gak ada syariat yang terlanggar hanya gara gara  kalian belum punya masjid dan membelikan tetangga kalian gamelan. Rukun dengan tetangga dan baik dengan sesama masyarakat itu lebih penting daripada sampeyan mengutamakan simbol simbol agama "

Dengan lembut Kyai chudlori melanjutkan:" Barangkali justru setelah dibelikan gamelan, saudara saudara kita yang mencintai gamelan akan ikut memikirkan masjid"

Dan ternyata ucapan Kyai Chudlori terbukti. Kelompok pecinta gamelan justru kagum dengan orang Islam. Bagi mereka orang islam dan ajarannya sangat mengagumkan karena mengorbankan kepentingan agamanya demi kesenangan mereka. Rela menunda kepentingan ibadahnya demi menyenangkan kita. Mereka merasa berhutang budi dengan kelompok islam. 

Dan setelah itu merekapun bertekad ikut memikirkan agar masjid orang islam bisa cepat berdiri. Dan kabar soal itupun cepat tersebar. Semua pecinta gamelan dari mana mana akhirnya ikut membantu membangun masjid idaman tadi.  Ada yang ikut kerja bakti, ada yang yang patungan dan ada yang mencari dana. 

Akhirnya masjid bisa berdiri lebih cepat dan lebih bagus dari yang direncanakan. Ketua pembangunan masjidpun dipanggil Kyai Chudlori, 
"Gimana mas perkembangan masjidnya?"

"Sudah jadi kyai. Lebih bagus dan lebih cepat dari rencana"

"Lo kok bisa?"

"Sedulur sedulur pecinta gamelan membantu pembangunan maasjid ini kyai. Tiap hari ikut kerja bakti. Ada juga yang cari dana kemana mana"

Kyai Chudloripun tersenyum:" Itulah islam mas. Kalau dulu kalian ngotot membangun masjid atas nama Islam maka kalau masjid itu berdiri hanya akan jadi monumen kebencian. Setiap orang pecinta gamelan lewat masjid mereka akan dongkol dan bilang: gara gara orang islam nih kita gak bisa punya gamelan. Nah sekarang masjid bisa berdiri dan orang orang pecinta gamelan juga jadi cinta masjid".

Total comment

Author

santriliterasi

0   comments

Cancel Reply