Formulir Kontak

 

Anti-Mainstream Kinerja akal dan hati

Pergunakanlah akal untuk merasa dan hati untuk menganalisa.  Anti mainstream saya kira itu yang akan disebut banyak orang terkait dengan baris kata kata tadi. Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa akal digunakan untuk menganalisa sedangkan hati untuk merasa. Atas dasar kekuatan akal untuk menyimpan dan mengolah data itulah memunculkan bahwa keberperanan akal dalam menjalankan fungsi berfikir pada dinamika yang ada. Akan tetapi, bagaimana jika fungsi berfikir atau menganalisa itu kita kasihkan kepada hati! Masihkah sama? Saya kira punya hasil analisis yang berbeda. Bagaimana cara hati untuk membaca data?
Ketika prinsip kehidupan mengatakan bahwa manusia harus melampaui batas kebenaran sehingga menjadikan perilaku kebaikan. Saya kira itu adalah hasil kongkrit dari apa yang saya sebutkan diatas. Bahwa ketika kita melihat data yang berada dihadapan kita maka hati yang menganallisis terlebih dahulu untuk dibawa ke akal sebagai rasa. Yang sudah barang tentu pasti cara berfikir hati adalah rasa itu sendiri, dan cara merasa akal adalah dengan analisnya sendiri. Artinya apa yang dilakukan keduanya baik akal maupun hati akan berjalan seimbang dalam menentukan sikap dan keputusannya.
Sagat tidak lazim memang jika kata kata itu diterbangkan ke khalayak masyarakat secara luas. Bagaimanapun, fungsi akan untuk berfikir akan menjadi kesepakatan tafsir yang dibenarkan, dan begitu pula dengan fungsi hati dalam merasa. Sejenak mari kita baca, ketika hati kita gunakan untuk menganalisa maka keseimbangan analisa akan didasari oleh rasa itu sendiri, begitu pula ketika akal kita gunakan untuk merasa, keseimbangan akal untuk merasa akan dibekali data.

Total comment

Author

santriliterasi

0   comments

Cancel Reply